Seutus surat pesanan...

Wahai orang yang dinamai Ahmad,
Jujurlah pada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan Ramadhan bulan ampunan,
Apakah hanya menirukan Nabi s.a.w? atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihan yang menggerakkan lidahmu begitu!

Wahai orang yang dinamai Ahmad,
Ramadhan adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu.
Darimu hanya untukNya dan kamu sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugerahkanNya kepadamu. Semua yang khusus untukNya, khusus untukmu.

Wahai orang yang dinamai Ahmad,
Ramadhan adalah bulanNya yang ia serahkan padamu dan bulanmu serahkanlah semata-mata padaNya. Bersucilah untukNya, bersolatlah untukNya, berpuasalah untukNya, berjuanglah melawan dirimu sendiri untukNya.



Wahai orang yang dinamai Ahmad,
Sucikan kelaminmu, berpuasalah untuk menemui Redhanya!
Sucikan tanganmu, berpuasalah untuk menerima Kurnia!
Sucikan mulutmu, berpuasalah untuk merasai Firman!
Sucikan hidungmu, berpuasalah untuk menghirup wangi Syurga!
Sucikan wajahmu, berpuasalah untuk menatap Nur cahaya!
Sucikan seluruh telinga, berpuasalah untuk menangkap merdu Kalamnya!
Sucikan rambutmu, berpuasalah untuk menyerap belaiNya!
Sucikanlah kepalamu, berpuasalah untuk menekan Sujud!
Sucikan kakimu, berpuasalah untuk menapak titian Sirath!
Sucikan tubuhmu, berpuasalah untuk meresapi Nikmah dan Rahmat!
Sucikan hatipun, berpuasalah untuk menikmati hakikat hidup!

Wahai orang yang dinamai Ahmad,
Aku kira bukan perutmu yang lapar, bukan nafsumu yang kering...
Cuma, yang mengingatkan kedaifan dan melembutkan rasa
Perut yang kosong dan nafsu yang kering ternyata hanya penunggu atau perebut kesempatan yang tak sabar atau terpaksa. Barangkali lebih sabar sedikit dari mata tangan kaki dan kelamin...
Dan lebih tahan sedikit berpuasa tapi hanya kau yang tahu hasrat dikekang untuk apa dan siapa.

Aahh Tidak!! Puasakan hasratmu hanya untuk Hadhirat Nya !

Wahai orang yang dinamai Ahmad,
Ramadhan bulan suci katamu, kau menirukan ucapan Nabi s.a.w ataukah kau telah merasakan sendiri kesuciannya melalui kesucianmu itu?
Tapi bukankah kau masih selalu menunda-nunda menyingkirkan kedengkian keserakahan ujub riya’ takabur dan sampah-sampah lainnya yang mampat dari ruang hatimu?

Wahai orang yang dinamai Ahmad,
Inilah bulan baik saat yang baik untuk berbakti membersihkan hati
Inilah bulan baik saat yang baik untuk merobohkan berhala dirimu
Yang secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi kau puja selama ini.
Ataukah kau akan lewatkan lagi kesempatan ini
Seperti Ramadlan-Ramadlan yang lalu?

Yang dinamai Ahmad.USA.
(Adaptasi Puisi Kumpulan Puisi A. Mustofa Bisri, “Pahlawan dan Tikus”)